info kesehatan/unik/serba serbi

Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program

Friday 14 September 2012

Waspadai Jaringan Terduga Teroris Yusuf di Sumut


Waspadai Jaringan Terduga Teroris Yusuf di Sumut

Terduga teroris M.Yusuf Rizaldi alias Rizaldi saat hendak diberangkatkan ke Jakarta dari Mapolda Sumut, Kamis,(13/9/2012).
 
 
MEDAN - Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Densus 88 Antiteror Sumbagut (Sumatera Bagian Utara), AKBP Ibnu, mengatakan, kemungkinan ada jaringan teroris lain di Sumut, pascapenyerahan diri tersangka teroris M Yusuf alias Yusuf Rizaldi alias Rizal alias Abu Toto, Rabu (12/9/2012).
"Dia (Yusuf) kan pasti punya teman di sini. Itu masih kita dalami nanti," kata Ibnu saat ditemui di Mako Polda Sumut, Kamis (13/9/2012).
Ibnu mengatakan pihaknya sampai saat ini masih mendalami peran Yusuf dalam jaringan teroris.
"Dan jaringan teroris itu tidak ada kaitan sama sekali dengan keluarga tersangka (Yusuf) yang menyerahkannya ke polisi," ujar Ibnu.
Tak hanya itu, pihaknya pun memastikan bahwa tersangka Yusuf juga tidak terkait dengan perampokan CIMB Niaga beberapa waktu lalu.
Ia mengimbau masyarakat agar lebih waspada. "Yang jelas masyarakat harus lebih waspada, deteksi dini harus jalan, supaya tidak ada kejadian seperti ini lagi. Karena ternyata orang Medan terlibat teroris di Jakarta," ujarnya.
Senada, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso, didampingi Wadir Ditreskrimum Polda Sumut AKBP Mashudi, mengatakan sangat mungkin Medan dijadikan sasaran jaringan teroris.
''Semua kemungkinan bisa terjadi. Apalagi Medan termasuk kota besar di Indonesia. Karena itu, upaya kita menekan tindak kriminalitas, terutama berkaitan dengan teroris, semakin kita tingkatkan. Misalnya, tiada hari tanpa razia, terutama di wilayah perbatasan Aceh, Sumatera Barat, dan Riau," paparnya.
Heru mengatakan, tersangka Yusuf mengaku berada di Kebun Jeruk saat bom meledak di rumah kontrakannya di Klinik/Yayasan Yatim Piatu Bidara, di Jl Nusantara Raya No 63, Beji, Depok, Sabtu (8/9/2012) malam.
Ia mengatakan, ketika itu, Yusuf sedang mengobati pasiennya berinisial S, di wilayah Kebun Jeruk. Saat diberitahu oleh pasiennya bahwa baru saja ada bom meledak di kawasan Depok, Yusuf langsung permisi pulang meninggalkan rumah pasiennya.
Heru mengaku tidak tahu kendaraan yang digunakan Yusuf saat bergerak dari rumah pasiennya itu. Lanjut Heru, Yusuf langsung menuju ke Daan Mogot, Jakarta Barat, selanjutnya menuju ke arah Serpong, Tanggerang.
Kemudian menuju Cikoko. Dari Cikoko, Yusuf kemudian naik bus menuju Pelabuhan Merak, Banten. Ia naik kapal fery menuju Lampung. Setibanya di Lampung ia kemudian menaiki bus menuju ke Pekanbaru selanjutnya menuju Medan turun di Terminal Pinangbaris.
Dari Pinangbaris, tersangka Yusuf langsung menuju kediaman orangtuanya di Pangkalansusu.
"Kalau pengakuan Yusuf, tiba di Medan (Langkat), kemarin, Rabu pukul 13.00 WIB, kemudian menyerahkan diri pukul 14.00 WIB. Tetapi kita yakin itu tidak benar. Karena dari hasil penyelidikan dan keterangan warga di sekitar rumah orangtuanya, Yusuf sudah ada sejak Senin (10/9/2012)," kata Heru.
Dikatakan Heru, alasan tersangka menyerahkan diri karena dinasihati ibunya berinisial MI dan enam kakak serta adiknya yang juga merasa ketakutan.
"Yusuf diserahkan oleh Ibunya ke Polsek Pangkalansusu. Orangtuanya sempat melihat berita di media elektronik gambar atau foto Yusuf sebagai teroris. Karena itu, ketika tersangka berada di rumah, dinasihati orangtuanya untuk menyerahkan diri. Tersangka juga merasa ketakutan atau was-was karena rekan-rekannya sebagian sudah ditangkap dan bahkan ada yang meninggal akibat ledakan bom tersebut (Anwar)," ujar Heru.
Heru menyebut, Yusuf masuk jaringan teroris M Thoriq bersama Anwar (yang meninggal). Menurut Heru, peran bapak anak dua itu adalah menyediakan tempat untuk melakukan perakitan bom.

Sumber