Wanita stres
HANYA
sedikit orang yang menunda mencari obat sakit fisik, tapi justru banyak
orang yang sulit menerima memiliki masalah kesehatan mental. Sangat
disayangkan karena depresi kecemasan dan ketakutan tidak rasional sering
dijumpai, diketahui dengan jelas, dan dapat ditangani dengan baik.
Hal tersebut dibenarkah oleh dr. Cecilia J. Setiawan, SpKJ, MKes, psikiater di Rumah Sakit Awal Bros Tangerang. Menurutnya, masalah kesehatan mental masih memiliki stigma yang buruk di mata masyarakat.
“Mereka kadang takut memeriksakan diri ke ahli jiwa karena takut dikira sakit jiwa berat dan dipandang negatif oleh orang-orang sekitarnya. Mereka juga mungkin mengganggap bahwa dirinya hanya mengalami stres biasa dan bisa mengatasinya sendiri, padahal stresnya tersebut sudah mengganggu kegiatannya sehari-hari. Atau, ada juga beberapa jenis gangguan jiwa yang gejala-gejalanya merupakan cara pasien melepaskan diri dari kenyataan yang negatif, sehingga tidak merasa bahwa dirinya sedang mengalami gangguan jiwa,” tutur dr. Cecil yang dijumpai Okezone secara eksklusif.
Walaupun banyak orang masih menganggap stres sebagai hal yang seluruhnya negatif, kenyataannya stres dapat bersifat positif atau negatif. Dikatakan dr. Cecil, stres dibagi menjadi normal dan abnormal. Stres yang normal akan menguntungkan karena dapat memotivasi seseorang untuk mengatasi hal yang membuatnya stres.
“Sementara stres yang abnormal menyebabkan gangguan dalam fungsi sehari-hari seseorang. Ada hal-hal yang secara umum dapat menyebabkan stres pada siapa saja, seperti kehilangan pekerjaan, menderita penyakit berat, ditinggal mati orangtua, dan sebagainya. Ada juga beberapa hal yang pada kebanyakan orang tidak menyebabkan stress, tapi dapat menyebabkan stres pada orang-orang yang sensitif atau rentan,” urainya.
Secara fisik, stres dapat menyebabkan gangguan dalam pengaturan sistem hormon, imunitas atau kekebalan tubuh, dan beberapa jenis zat tertentu dalam tubuh.
“Hasilnya adalah penyakit-penyakit fisik akibat perubahan hormonal, imunitas yang menurun, dan pelepasan zat-zat yang merugikan kesehatan fisik,” katanya.
Itulah mengapa stres bisa membuat kita rentan mengalami penyakit fisik, menyebabkan kekambuhan penyakit fisik, dan mempersulit penyembuhan penyakit fisik. Misalnya, seseorang yang mudah stres membuatnya menjadi pencemas disertai dengan gejala fisik jantung berdebar-debar.
“Apabila tidak diatasi, dia akan sering merasa cemas dan berakibat jantungnya pun sering berdebar-debar. Hal ini dapat membuat dirinya mudah terkena penyakit jantung atau darah tinggi,” tutup dr. Cecil.
Sumber