Jika di ibu kota ada kisah - kisah horor terowongan Casablanca, tidak berlebihan jika kisah yang sama ada di terowongan Medoho, Semarang. Kisah yang membuat bulu kuduk merinding ini sering menjadi buah bibir warga yang kerap melintas di terowongan tersebut.
Salah satunya dialami intan, warga Tlogosari yang bekerja di kawasan Simpanglima. Intan sering pulang malam saat lembur di kantor. "Kadang - kadang saya sering merinding dan bulu kuduk tiba - tiba berdiri, nggak tahu kenapa, kalau udah gitu saya baca - baca doa dan komat - kamit numpang lewat," katanya.
Terowongan jalan tol di kawasan Medoho yang menghubungkan Jalan Gajah Semarang dengan kawasan Tlogosari Semarang, memang dikenal singup. Kesan angker semakin lekat dengan suasana yang sepi dan remang pada malam hari. Beberapa warga juga mengakui adanya kejadian aneh berkaitan dengan terowongan Medoho. Farid, mahasiswa yang pernah melintas pada malam hari dengan sepeda motor mengaku melihat ada sekelebat bayangan.
Namun, pengalaman yang paling membuat merinding adalah tangisan perempuan yang menyayat hati. Tangisan itu paling sering didengar pada malam hari. "Sejak dulu awal dibangun memang sering ada perempuan menangis," tutur Suwandi, warga Jalan Gajah. Suwandi mengatakan, tangisan perempuan itu sampai didengar oleh petugas yang jaga saat itu, sekitar tahun 1990 melakukan pembangunan terowongan Medoho.
Bahkan, demi menghormati 'penghuni' tempat tersebut, warga dan kontraktor pun mengadakan selamatan. Mereka pun sempat menanam kepala kerbau di sekitar lokasi pembangunan. "Kami meminta selamatan dan diikuti warga sekitar dan petugas yang terlibat pembangunan terowongan," kata Suwandi.
Suwandi mengakui, kendati sudah digelar selamatan, namun suara tangis perempuan itu masih sering terdengarkan sampai saat ini. Oleh karena itu, warga yang sudah hafal biasanya membunyikan klakson saat akan melintasi terowongan. "Meskipun dulu sudah selamatan, sampai saat ini suara tangis perempuan itu masih sering didengar warga," imbuhnya.
sumber
Salah satunya dialami intan, warga Tlogosari yang bekerja di kawasan Simpanglima. Intan sering pulang malam saat lembur di kantor. "Kadang - kadang saya sering merinding dan bulu kuduk tiba - tiba berdiri, nggak tahu kenapa, kalau udah gitu saya baca - baca doa dan komat - kamit numpang lewat," katanya.
Terowongan jalan tol di kawasan Medoho yang menghubungkan Jalan Gajah Semarang dengan kawasan Tlogosari Semarang, memang dikenal singup. Kesan angker semakin lekat dengan suasana yang sepi dan remang pada malam hari. Beberapa warga juga mengakui adanya kejadian aneh berkaitan dengan terowongan Medoho. Farid, mahasiswa yang pernah melintas pada malam hari dengan sepeda motor mengaku melihat ada sekelebat bayangan.
Namun, pengalaman yang paling membuat merinding adalah tangisan perempuan yang menyayat hati. Tangisan itu paling sering didengar pada malam hari. "Sejak dulu awal dibangun memang sering ada perempuan menangis," tutur Suwandi, warga Jalan Gajah. Suwandi mengatakan, tangisan perempuan itu sampai didengar oleh petugas yang jaga saat itu, sekitar tahun 1990 melakukan pembangunan terowongan Medoho.
Bahkan, demi menghormati 'penghuni' tempat tersebut, warga dan kontraktor pun mengadakan selamatan. Mereka pun sempat menanam kepala kerbau di sekitar lokasi pembangunan. "Kami meminta selamatan dan diikuti warga sekitar dan petugas yang terlibat pembangunan terowongan," kata Suwandi.
Suwandi mengakui, kendati sudah digelar selamatan, namun suara tangis perempuan itu masih sering terdengarkan sampai saat ini. Oleh karena itu, warga yang sudah hafal biasanya membunyikan klakson saat akan melintasi terowongan. "Meskipun dulu sudah selamatan, sampai saat ini suara tangis perempuan itu masih sering didengar warga," imbuhnya.
sumber