MALANG - Sartono Agus Hidayat (49), PNS Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang tewas saat bertugas di TPA Supit Urang, Sukun, Malang, Jumat (10/8/2012). Kepalanya luka parah akibat terbentur pintu truk DKP yang akan menurunkan sampah.Sartono tewas setelah membuka dua pintu belakang truk dan menancapkan tali pengait ke tempatnya. Setelah dianggap aman, dia berdiri di sisi kiri bagian belakang truk dan memberi aba-aba pada sopir truk, Mat Hasan agar menekan tombol control untuk mengangkat bak truk.
Ternyata tali pengait di sisi kiri terlepas dan pintu besi tersebut langsung menghantam kepala Sartono. Benturan keras ini membuat Sartono tewas seketika. Petugas TPA langsung membawa jenazahnya ke kamar mayat RS Saiful Anwar (RSSA).
Sebelum berangkat kerja sekitar pukul 08.00 WIB, adik korban, Yulianto mengaku melihat Sartono lebih kurus dibandingkan biasanya. Dia tidak menyangka pengelihatannya itu menjadi pertanda kepergian saudara tunggalnya untuk selamanya.
“Saya hanya mengira dia terlihat agak kurus karena puasa. Ternyata itu memang tanda ‘pamitan’,” kata Yulianto saat ditemui di kamar mayat RSSA.
Sartono tercatat sebagai PNS Pemkot Malang sejak 1999 lalu dengan pangkat IIB. Yulianto berharap Pemkot bertanggungjawab dengan kematian kakaknya. Apalagi Sartono meninggal saat melaksanakan tugasnya sebagai PNS. “Tanggungjawab tidak hanya soal santunan. Yang penting ada pertanggungjawaban dari Pemkot,” tambahnya.
Dari informasi yang dihimpun, Sartono biasa menjaga TPS Klayatan. Tidak biasanya Sartono ikut truk ke TPA atau mencari sampah di tempat lain. Di sela tugasnya sebagai penjaga TPS, Sartono memang biasa memilah sampah-sampah yang bisa didaur ulang untuk dijual. Uang hasil penjualan ini untuk tambahan pemasukannya.
Kasi Angkutan DKP Kota Malang, Sumantri mengaku sudah mendapat informasi dari rekan Sartono di TKP. Menurutnya kecelakaan ini karena human error dalam pekerjaan. Tapi dia berjanji pihaknya akan bertanggungjawab dengan kematian warga Jalan Cilung, Sukun tersebut. “Sekarang kami masih menunggu hasil otopsinya. Paling tidak nanti ada santunan dari kami,” kata Sumantri.
Sumber
Ternyata tali pengait di sisi kiri terlepas dan pintu besi tersebut langsung menghantam kepala Sartono. Benturan keras ini membuat Sartono tewas seketika. Petugas TPA langsung membawa jenazahnya ke kamar mayat RS Saiful Anwar (RSSA).
Sebelum berangkat kerja sekitar pukul 08.00 WIB, adik korban, Yulianto mengaku melihat Sartono lebih kurus dibandingkan biasanya. Dia tidak menyangka pengelihatannya itu menjadi pertanda kepergian saudara tunggalnya untuk selamanya.
“Saya hanya mengira dia terlihat agak kurus karena puasa. Ternyata itu memang tanda ‘pamitan’,” kata Yulianto saat ditemui di kamar mayat RSSA.
Sartono tercatat sebagai PNS Pemkot Malang sejak 1999 lalu dengan pangkat IIB. Yulianto berharap Pemkot bertanggungjawab dengan kematian kakaknya. Apalagi Sartono meninggal saat melaksanakan tugasnya sebagai PNS. “Tanggungjawab tidak hanya soal santunan. Yang penting ada pertanggungjawaban dari Pemkot,” tambahnya.
Dari informasi yang dihimpun, Sartono biasa menjaga TPS Klayatan. Tidak biasanya Sartono ikut truk ke TPA atau mencari sampah di tempat lain. Di sela tugasnya sebagai penjaga TPS, Sartono memang biasa memilah sampah-sampah yang bisa didaur ulang untuk dijual. Uang hasil penjualan ini untuk tambahan pemasukannya.
Kasi Angkutan DKP Kota Malang, Sumantri mengaku sudah mendapat informasi dari rekan Sartono di TKP. Menurutnya kecelakaan ini karena human error dalam pekerjaan. Tapi dia berjanji pihaknya akan bertanggungjawab dengan kematian warga Jalan Cilung, Sukun tersebut. “Sekarang kami masih menunggu hasil otopsinya. Paling tidak nanti ada santunan dari kami,” kata Sumantri.
Sumber
