"Itu jalan pintas untuk popularitas. Tapi harus diseimbangkan dengan prestasi. Kalau tidak diisi dengan prestasi, tidak akan tahan dalam dua tahun," kata Roy ditemui di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Minggu (8/4/2012) malam.
Lebih lanjut, dia menuturkan sangat berbeda ketika di era keemasannya, di mana selebriti dinilai bukan karena sensasinya, namun dari karya yang dihasilkannya. Karena saat itu tidak ada yang dapat dilakukan untuk membuat sensasi.
"Kalau zaman saya sih beda, enggak ada apa-apa yang harus disensasikan. TV cuma satu, hitam putih. Zaman saya orang-orang dilihat dari karyanya," imbuhnya.
Roy mengingatkan,para artis pendatang baru, agar dapat seimbang antara prestasi daripada hanya mencari sensasi demi mendongkrak popularitas.
"Sensasi apapun itu, tapi jangan lupa ada prestasi. Harus. Jadi seimbang. Tanpa sensasi juga sangat susah untuk naik nama orang. Orang-orang kan sukanya sensasi," tutupnya.
