BANDA ACEH - Tim dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh hari ini melakukan autopsi terhadap seekor gajah jantan yang mati di Pante Kuyuen, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya.
Autopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian binatang dilindungi tersebut. Dugaan sementara gajah berumur sekira 20 tahun ini tewas diracun.
"Kita akan turun ke lokasi untuk melakukan autopsi," kata drh. Arman Sayuti dari tim dokter hewan saat dihubungi Okezone, Kamis (17/5/2012).
Arman bersama dokter hewan lainnya serta awak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh saat ini sedang dalam perjalanan menuju lokasi penemuan bangkai gajah itu.
Arman menjelaskan, autopsi dilakukan dengan membelah bagian tubuh gajah kemudian tim mengambil sampel sisa makanan di saluran pencernaan dan darah yang membeku sekitar jantung.
Mengingat kondisi bangkai gajah yang sudah membusuk, karena sudah mati sejak beberapa hari lalu, Arman mengakui akan sulit untuk melakukannya. "Tapi kita akan mencoba," ujar dia.
Sampel itu nantinya akan dibawa ke laboratorium forensik Polri di Medan Sumatera Utara atau ke laboratorium Balai POM. Kemudian dari hasil pemeriksaan akan diketahui penyebab kematiannya. "Ini memakan waktu beberapa hari, kami belum bisa pastikan," sebut Arman.
Seperti diberitakan seekor gajah sumatera ditemukan mati mengenaskan di dalam sungai dekat kawasan perkebunan warga Gampong Pante Kuyuen, Setia Bakti, Aceh Jaya.
Bangkai gajah saat ditemukan tanpa gading. Belalai juga sudah terpisah dari tubuhnya, diduga sengaja dipotong untuk memudahkan diambil gadingnya.
Sepanjang Mei 2012 sudah dua ekor gajah liar ditemukan mati di pedalaman Aceh Jaya. Awal bulan lalu, seekor gajah betina juga mati usai memakan racun di Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet.
Sumber
Autopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian binatang dilindungi tersebut. Dugaan sementara gajah berumur sekira 20 tahun ini tewas diracun.
"Kita akan turun ke lokasi untuk melakukan autopsi," kata drh. Arman Sayuti dari tim dokter hewan saat dihubungi Okezone, Kamis (17/5/2012).
Arman bersama dokter hewan lainnya serta awak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh saat ini sedang dalam perjalanan menuju lokasi penemuan bangkai gajah itu.
Arman menjelaskan, autopsi dilakukan dengan membelah bagian tubuh gajah kemudian tim mengambil sampel sisa makanan di saluran pencernaan dan darah yang membeku sekitar jantung.
Mengingat kondisi bangkai gajah yang sudah membusuk, karena sudah mati sejak beberapa hari lalu, Arman mengakui akan sulit untuk melakukannya. "Tapi kita akan mencoba," ujar dia.
Sampel itu nantinya akan dibawa ke laboratorium forensik Polri di Medan Sumatera Utara atau ke laboratorium Balai POM. Kemudian dari hasil pemeriksaan akan diketahui penyebab kematiannya. "Ini memakan waktu beberapa hari, kami belum bisa pastikan," sebut Arman.
Seperti diberitakan seekor gajah sumatera ditemukan mati mengenaskan di dalam sungai dekat kawasan perkebunan warga Gampong Pante Kuyuen, Setia Bakti, Aceh Jaya.
Bangkai gajah saat ditemukan tanpa gading. Belalai juga sudah terpisah dari tubuhnya, diduga sengaja dipotong untuk memudahkan diambil gadingnya.
Sepanjang Mei 2012 sudah dua ekor gajah liar ditemukan mati di pedalaman Aceh Jaya. Awal bulan lalu, seekor gajah betina juga mati usai memakan racun di Krueng Ayon, Kecamatan Sampoiniet.
Sumber