JAKARTA - Adik Moerdiono, Budi Santoso, melaporkan ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik. Desainer kondang Poppy Darsono berdalih bukan hanya dirinya yang menjadi aktor utama dalam buku Pak Moer-Poppy, The Untold Story.
Selain dirinya, dia juga menyeret nama Derek Manangka yang merupakan penulis buku tersebut.
"Yang menulis siapa? Bukan saya kan? Yang menulis kan Pak Derek. Pak Derek kan menulis punya visi dan misi. Dia itu bukan penulis bayaran," ujar Poppy saat ditemui di Hotel Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2012).
Saat menulis buku itu, Derek mengaku menggunakan metode riset dan wawancara. Bahkan dia pernah berbincang-bincang dengan Moerdiono sekira Juli 2008 lalu.
"Saya pernah bicara selama tujuh setengah jam sama Pak Moer tentang masalah itu. Jadi, saya tidak main asal tulis saja," ungkap Derek.
Karena itu, Derek kecewa jika bukunya dianggap telah mencemarkan nama baik keluarga almarhum Moerdiono. Belum lagi, penerbit buku yang menaunginya juga bukan penerbit sembarangan, PT Gramedia Pustaka Utama.
"Enggak mungkin penerbit yang besar mau menerbitkan buku yang 'abal-abal'. Kalau dianggap enggak sama keluarga itu, saya rasa itu kritik sosial bukan sebuah fitnah. Saya menulis itu tidak asal," jelasnya.
Yakin tidak melakukan kesalahan, Derek berani memperdebatkan buku itu di pengadilan. "Saya senang sekali kalau di pengadilan terus kita berdebat," tandasnya.
[Sumber]
Selain dirinya, dia juga menyeret nama Derek Manangka yang merupakan penulis buku tersebut.
"Yang menulis siapa? Bukan saya kan? Yang menulis kan Pak Derek. Pak Derek kan menulis punya visi dan misi. Dia itu bukan penulis bayaran," ujar Poppy saat ditemui di Hotel Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2012).
Saat menulis buku itu, Derek mengaku menggunakan metode riset dan wawancara. Bahkan dia pernah berbincang-bincang dengan Moerdiono sekira Juli 2008 lalu.
"Saya pernah bicara selama tujuh setengah jam sama Pak Moer tentang masalah itu. Jadi, saya tidak main asal tulis saja," ungkap Derek.
Karena itu, Derek kecewa jika bukunya dianggap telah mencemarkan nama baik keluarga almarhum Moerdiono. Belum lagi, penerbit buku yang menaunginya juga bukan penerbit sembarangan, PT Gramedia Pustaka Utama.
"Enggak mungkin penerbit yang besar mau menerbitkan buku yang 'abal-abal'. Kalau dianggap enggak sama keluarga itu, saya rasa itu kritik sosial bukan sebuah fitnah. Saya menulis itu tidak asal," jelasnya.
Yakin tidak melakukan kesalahan, Derek berani memperdebatkan buku itu di pengadilan. "Saya senang sekali kalau di pengadilan terus kita berdebat," tandasnya.
[Sumber]