BANDUNG - Machicha Mochtar mengaku ingin menyusun buku perjalanan hidupnya, termasuk kisah perkawinan sirinya dengan pejabat era pemerintah Orde Baru, almarhum Moerdiono.
Namun, pedangdut yang populer di era 1980-an ini membantah buku yang ingin disusunnya itu menyaingi buku yang ditulis Derek Mananta berjudul 'Pak Moer-Poppy, The Untold Story'.
"Saya tidak akan buat buku untuk menjelekan orang lain," tegas Machicha, usai acara di Universitas Padjajaran, Jalan Dipatiukur, Bandung, Selasa (3/4/2012).
Menurutnya, sebuah buku harus ditulis dengan penuh tanggung jawab. Isinya harus ditunjang data akurat. Rencananya dalam bukunya nanti, dia ingin bercerita banyak hal, termasuk bagaimana pertemuan dan hubungannya dengan Moerdiono. Dia ingin bukunya menjadi semacam napak tilas atau otobiografi.
Isi buku yang ingin dikarangnya meliputi kenangan dengan almarhum, perjuangan dalam mendapat hak anaknya (Iqbal) dan pihak yang bersinggungan dengan kehidupannya seperti kuasa hukumnya Rusdianto, KPAI, Pengadilan Agama, hingga Mahkamah Konstitusi.
"Sudah banyak yang menawarkan (menulis). Tapi saya sih baru berandai-andai kenapa tidak buat buku," katanya.
Saat ini dia masih fokus pada persidangan di PA Tigaraksa Tangerang untuk mendapatkan pengakuan Iqbal sebagai anak almarhum.
"Ya kita lihat saja. Jangan sampai buku itu jadi bumerang bagi saya. Saya harus cerita sejujurnya dan tidak memojokkan orang lain," katanya, sambil menyindir buku yang ditulis Derek Mananta.
Sumber
Namun, pedangdut yang populer di era 1980-an ini membantah buku yang ingin disusunnya itu menyaingi buku yang ditulis Derek Mananta berjudul 'Pak Moer-Poppy, The Untold Story'.
"Saya tidak akan buat buku untuk menjelekan orang lain," tegas Machicha, usai acara di Universitas Padjajaran, Jalan Dipatiukur, Bandung, Selasa (3/4/2012).
Menurutnya, sebuah buku harus ditulis dengan penuh tanggung jawab. Isinya harus ditunjang data akurat. Rencananya dalam bukunya nanti, dia ingin bercerita banyak hal, termasuk bagaimana pertemuan dan hubungannya dengan Moerdiono. Dia ingin bukunya menjadi semacam napak tilas atau otobiografi.
Isi buku yang ingin dikarangnya meliputi kenangan dengan almarhum, perjuangan dalam mendapat hak anaknya (Iqbal) dan pihak yang bersinggungan dengan kehidupannya seperti kuasa hukumnya Rusdianto, KPAI, Pengadilan Agama, hingga Mahkamah Konstitusi.
"Sudah banyak yang menawarkan (menulis). Tapi saya sih baru berandai-andai kenapa tidak buat buku," katanya.
Saat ini dia masih fokus pada persidangan di PA Tigaraksa Tangerang untuk mendapatkan pengakuan Iqbal sebagai anak almarhum.
"Ya kita lihat saja. Jangan sampai buku itu jadi bumerang bagi saya. Saya harus cerita sejujurnya dan tidak memojokkan orang lain," katanya, sambil menyindir buku yang ditulis Derek Mananta.
Sumber