info kesehatan/unik/serba serbi

Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program

Sunday 8 July 2012

Ilmuwan Temukan Tengkorak Manusia Berusia 7000 Tahun Lalu


detail berita
(Foto: Medicaldaily)
MADRID - Ilmuwan menemukan dua tengkorak manusia berusia 7000 tahun lalu di sebuah gua, pegunungan Cantabarian, Spanyol. Peneliti menganalisis DNA dua Tengkorak itu yang pernah ditemukan pada 2006 dan menerbitkan hasil penelitiannya dalam makalah Current Biology.

Dilansir Medicaldaily, Selasa (3/7/2012), dua tengkorak yang ditemukan itu terletak di gua, pegunungan Cantabarian, yang letaknya 4.920 kaki di atas permukaan air. Diketahui berjenis kelamin laki-laki dewasa, DNA pada tulang tengkorak itu masih tetap utuh karena dinginnya atmosfer udara di wilayah tersebut.

Para penulis penelitian ini adalah sekelompok peneliti lintas nasional yang beragam, berasal dari universitas di Spanyol, Denmark serta Meksiko. Mereka mengungkapkan bahwa dua tengkorak manusia purba itu pernah hidup pada zaman mesolitikum (zaman batu pertengahan) dan hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. Hal itu dapat dilihat dari ornamen yang dipegang oleh salah satu tengkorak tersebut.

Ilmuwan menamai dua tengkorak itu dengan nama Brana1 dan Brana2. Tengkorak keduanya dikabarkan masih berada dalam kondisi hampir sempurna. Ilmuwan menganalisis serta memulihkan 1,34 persen dan 0,53 persen dari gen manusia purba yang tinggal di gua tersebut melalui teknik yang disebut shotgun sequencing.

Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa populasi Basque (etnik di timurlaut Spanyol dan baratlaut Perancis) memiliki kekerabatan dengan manusia purba yang ditemukan di pegunungan Cantabarian tersebut. Namun ilmuwan menampik bahwa tidak ada keterkaitan pada gen tengkorak itu.

Ilmuwan mengatakan bahwa Brana1 dan Brana2 memiliki keeratan hubungan pada gen dengan populasi manusia yang ada di zaman modern ini di Eropa bagian utara. Selain itu, ilmuwan memulihkan mitochondrial DNA secara lengkap pada salah satu tengkorak yang ditemukan.

Dengan DNA tersebut, maka ilmuwan memiliki "jejak" untuk menentukan asal-usul manusia. Selanjutnya, ilmuwan akan mencari mitochondrial DNA pada kerangka atau tengkorak lainnya. (fmh)

Sumber