info kesehatan/unik/serba serbi

Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program

Sunday 22 July 2012

Ramadan Bawa Berkah bagi Pedagang Dadakan


Ramadan Bawa Berkah bagi Pedagang Dadakan
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Seorang penjual makanan berbuka puasa menghitung hasil jualannya di Pasar Benhil, Jalan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7/2012).
 
BANDUNG - Bulan Ramadan memang bulan istimewa. Karena itu, menu makanan di rumah pun bisa pula lebih istimewa. Kehadiran makanan pembuka, berupa kolak atau sirup, membuat para ibu rumah tangga menyisihkan dana khusus untuk membeli penganan khas Ramadan itu.
Tak mengherankan jika pasar tradisional terlihat ramai di awal puasa, Sabtu (21/7/2012).
Kebanyakan pengunjung membeli keperluan untuk berbuka puasa. Seperti yang terlihat di Pasar Ujungberung Bandung, Sabtu (21/7/2012).

Pengunjung didominasi kaum perempuan. Mereka rata-rata ingin membeli keperluan berbuka puasa. Menurut pantauan Tribun, para pengunjung kebanyakan mendatangi penjual kelapa parut, penjual kolang-kaling dan cam cau (cincau) serta sayur- sayuran.
Nenden (39), salah seorang pengunjung, mengaku membeli buah kolang kaling dan timun suri serta buah-buahan untuk keperluan membuat es buah.
"Cuma beli untuk keperluan buka. Anak- anak pengen es buah, sekalian beli yang lain-lain juga," katanya.
Pada bulan puasa, pedagang buah kolang-kaling dan timun suri menjadi lebih banyak. Mereka tidak hanya menyediakan kolang kaling asli (berwarna putih), tapi juga yang sudah diberi pewarna makanan seperti kolang-kaling hijau dan merah.
Ramadan memang bulan berkah. Keberkahan itu pula yang menjadikan bermunculan pedagang dadakan di sejumlah tempat, terutama di lokasi-lokasi yang sering dijadikan ajang menanti azan Magrib alias ngabubuit.
Hampir di setiap tempat di Kota Bandung, pada saat bulan puasa seperti ini juga banyak penjual dadakan yang menawarkan beragam macam penganan berbuka, seperti kolak, es campur, sop buah, atau bubur candil.
Namun di Bandung dan daerah tatar Sunda umumnya, ada penganan khas yang selalu tersedia pas bulan seperti ini, yakni asinan sayur, kerupuk mi, plus sambal oncom.
Penganan Unik
Yang unik, di beberapa tempat ada sebutan khusus untuk kerupuk mi dan sambal oncom ini. Di Sarijadi, misalnya, orang menyebutnya kurban atau kurupuk banjur, yang cara makannya kerupuk dihancurkan dan disiram sambal oncom.
Di Cisaranten, panganan ini disebut ceos, yang cara makannya juga sama. Penganan-penganan seperti inilah yang kerap dicari pembeli saat puasa. Biasanya mereka membelinya di penjual-penjual di sepanjang jalan sambil ngabuburit.
Di sepanjang Jalan AH Nasution hingga Cibiru, contohnya, banyak ditemui pedagang dadakan seperti itu. Terlebih di sekitar Alun-alun Ujungberung. Karenanya, pada sore hari, lokasi ini ramai tidak hanya oleh pedagang, tapi warga yang ingin ngabuburit.
Heriyadi (43), penjual es campur di Jalan AH Nasution, mengatakan, biasanya ia menjual lontong kari keliling. Namun pada saat puasa, ia beralih menjadi penjual es campur.
"Yah, lumayan buat makan. Karena kalau puasa yah harus jualan yang seperti ini. Kalau jualan lontong kari, ngak ada yang beli," katanya seraya menyebutkan satu porsi es campurnya dijual Rp 3.500.
Rano Anwar (36), warga Pasir Jati, Ujungberung, ngabuburit bersama istri dan dua anaknya. Momen seperti ini dimanfaatkan karena ia sendiri bekerja di Jakarta dan pulang setiap Sabtu- Minggu.
"Tradisi ngabuburit adanya di Bandung. Di Jakarta nggak ada. Ada sih yang jualan, tapi suasananya beda, terutama makanannya," katanya.